"Kamu kuat dan berharga, jangan pernah meragukan dirimu.

Bermimpilah besar, jadilah pemberani,

dan ingatlah bahwa senyummu bisa membuat dunia lebih baik."

LAYANAN DAN PROGRAM

PROGRAM HIV/AIDS PADA KELOMPOK RENTAN

Isu HIV masih menjadi perhatian utama Perkumpulan SuaR Indonesia dalam kerja membangun gerakan sosial. Gerakan masyarakat, populasi kunci WPSL maupun WPSTL adalah potensi besar masyarakat yang memberikan impact dan daya hasil luar biasa untuk mencapai tujuan besar nasional tahun 2030 dengan 3 zero (zero stigma & discrimination, zero death related AIDS dan zero new infection). Tujuan tersebut disandingkan dengan pencapaian 90:90:90 (90% ODHA mengetahui statusnya HIV-nya, 90% ODHA yang ditemukan mendapatkan terapi ARV , 90% ODHA yang mendapat terapi ARV tidak terdeteksi virusnya). Partisipasi aktif masyarakat luas memberikan semangat dan makna yang berarti dalam program pengendalian HIV-AIDS di Kediri Raya. Bagi mereka yang positif HIV segera mendapatkan pendampingan CST dan ARV oleh petugas yang berkompeten seperti KDS. Di samping itu, kemitraan yang baik dengan komunitas mampu melibatkan pendidik sebaya secara maksimal. Pendidik sebaya cukup baik melakukan rujukan VCT teman-temannya ke puskesmas. Hal ini sangat membantu meningkatkan capaian program. Organisasi komunitas mulai mampu mengambil peran dalam mengembangkan dan pengelolaan program.

Fokus Perkumpulan SuaR Indonesia: Isu HIV dalam Gerakan Sosial
PROGRAM KEBENCANAAN

Merespon aksi tanggap darurat bencana untuk memenuhi kebutuhan dasar kelompok rentan di pengungsian. Menggalang jejaring kemanusiaan nasional dan local untuk advokasi kebijakan daeran serta nasional dan membangun gerakan pengurangan resiko bencana di tingkat nasional, provinsi dan kabupeten yang inklusif. Menyediakan gudang stok contingency di 5 regiona dalam jejaring mitra kemanusiaan (JMK). Membangun ketangguhan di fase kesiapsiagaan bagi masyarakat di dalam maupun di luar KRB.

RESPON TANGGAP DARURAT BENCANA ALAM GEMPA, TSUNAMI DAN LIKUIFAKSI DI TELUK DONGGALA

Tahun 2019, SuaR yang tergabung dalam konsorsium kebencanaan nasional, Knowledge Hub. Konsorsium ini terdiri dari lembaga-lembaga kemanusiaan dari berbagai provinsi di Indonesia yang didukung oleh Oxfam Indonesia bertujuan untuk malukan respon bencana nasional. Menjelang akhir 2018, bencana geologis menghantam teluk Palu. Kowledge Hub kemudian melakukan assessment untuk memperoleh data awal tanggap darurat. Dengan data tersebut, Knowledge Hub membagi peran melakukan respon tanggap darurat selama 2 minggu. Hasil evaluasi pemerintah daerah Sulawesi Selatan, masa tanggap darurat diperpanjang hingga 28 Oktober 2018.

Setelah masa taggap darurat, idealnya dilanjutkan masa pemulihan dan pembangunan (rehabilitasi - rekonstruksi), Namun, pemerintah daerah belum siap, sehingga masa transisi darurat yang lebih lama hingga bulan April 2019. Di samping adalah tabel wilayah dan penerima manfaat penyintas masyarakat Palu, Sigi dan Donggala yang menjadi tanggung jawab tim SuaR dalam respon tanggap darurat hingga transisi darurat selama 11 bulan. Selama masa transisi darurat inilah, SuaR turut mengambil bagian meringankan beban penyintas yang terdampak bencana. Sasaran utama respon bencana adalah kelompok yang paling rentan, yaitu perempuan, anak, disabilitas dan lansia. Bidang utama yang dikerjakan adalah WASH dan EFSVL. Tim SuaR memberikan kontribusi dari total penerima manfaat masyarakat terdampak untuk siap bangkit dan membangun kembali kehidupan yang layak serta sejahtera. Strategi pegorganisasian sangat efektif dan efisien selama melakukan misi di teluk Palu. Pasca masa transisi darurat, jejaring/konsorsium Knowledge Hub yang sejak 2019 menjadi Jejaring Mitra Kemanusiaan (JMK) melanjutkan respon rehabilitasi - rekonstruksi dengan mengakomodir sumberdaya lokal Palu, Sigi dan Donggala.

Workshop GEDSI: Pengarusutamaan Gender dan Inklusi dalam Penanggulangan Kebencanaan oleh BPBD Jawa Timur dan Siap Siaga
BPBD Jawa Timur berkerja sama dengan Siap Siaga melakukan workshop Pengarusutamaan Gender Disabilitas dan Inklusi (GEDSI) dalam implementasi penanggulangan kebencanaan. Kegiatan yang dilaksanakan pada tanggal 20 April 2022 di Surabaya ini melibatkan para pegiat kebencanaan di Jawa Timur yang mendorong Humanitarian inklusi dan respon bencana berperspektif Gedsi. Langkah ini dituangkan dalam pedoman operasional GEDSI dalam kebencanaan yang sedang dikembangkan. Mbak Sutiah dari LPKP, Widya DP3A Jatim dan Risa dari siap siapa sepakat bahwa keterlibatan kelompok rentan dan disabilitas dalam kebencanaan adalah menjadi wajib dalam penganggulamgam bencana baik pra, saat maupun pasca. Keterlibatannya sangat menentukan pemenuhan kebutuhan kelompok rentan secara tepat dan setara.
Respon Darurat: Memenuhi Kebutuhan Dasar Pengungsi Rentan

PROGRAM PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

SuaR Indonesia mempunya sumber danya manusia (SDM) yang terlatih sebagai pelatih/fasitator nasional dan local dalam perubahan perilaku ataupun pengorganisasian di berbagai sector. Selama ini, membuka ruang pelatihan, riset dan magang bagi siapapun yang hendak melakukan penguatan komunitas, melakukan studi tematik ataupun peningkatan kapasitas. Ujung dan impact dari program ini diharapkan memberikan sumbangsih pada gerakan memampukan komunitas yang menempatkan mereka sebagai objek.

SDM Terlatih SuaR Indonesia untuk Pengorganisasian dan Perubahan Perilaku

Program Penelitian SuaR Indonesia berfokus pada pengumpulan, analisis, dan diseminasi data yang relevan untuk mendukung pengembangan kebijakan dan praktik terbaik dalam berbagai isu sosial, kesehatan, dan lingkungan. Melalui penelitian yang berbasis pada bukti, kami bertujuan untuk memberikan wawasan yang mendalam dan solusi yang efektif bagi tantangan yang dihadapi masyarakat.

PROGRAM PENELITIAN

Program Penelitian SuaR Indonesia: Data untuk Kebijakan Sosial dan Kesehatan

Bentuk-bentuk kekerasan pada anak seperti minuman keras, perkelahian, ujaran kebencian, eksploitasi seksual, hilangnya waktu belajar dan paksaan dari orang dewasa lainnya mempengaruhi pertumbuhan, perkembangan dan kematangan biologis serta priskologis lebih dini pada anak. Situasi tersebut berdampak buruk terhadap tumbuh kembang, pendidikan dan masa depan anak. Untuk itu diperlukan upaya komprehensif dari berbagai pihak untuk memberikan dukungan program pemenuhan hak-hak anak. Sampai dengan hari ini, dukungan SuaR mendorong adanya layanan inklusi di masyarakat dan dunia pendidikan. Hal ini sejalan dengan kebijakan pemerintah dalam mewujudkan daerah, sekolah dan lingkungan ramah anak.

PROGRAM PERLINDUNGAN ANAK

Dampak Kekerasan pada Anak: Pengaruh pada Pertumbuhan dan Perkembangan

PROGRAM MAGANG

SuaR Indonesia berkomitmen memberikan layanan kepada masyarakat dan pemangku kepentingan untuk memenuhi hak-hak kelompok marjinal sesuai dengan kemampuan dan kewenangan masing-masing. Berdasarkan kebijakan Pengurus, maka SuaR Indonesia memberikan produk layanan kepada siapapun yang hendak memberikan pembelajaran terbaik bagi pembuat kebijakan melalui program magang dengan ketentuan sebagai berikut :

“Mewujudkan perempuan, anak dan masyarakat marginal yang berdaya, sehat dan bermartabat”

-SuaR Indonesia-

FASILITAS :

WORKSHOP KELEMBAGAAN

* Visi, Misi dan Statuta SuaR Indonesia

* Pengorganisasian

* Kerelawanan

PENDAMPINGAN LAPANG

* Kunjungan Hotspot

* Analisis Sosial dan Diskusi Tematik

* System Layanan publik berbasis komunitas

* Asistensi Pelaporan

Biaya Program : Rp. 250.000/orang selama 1 bulan.